Warga Mendesak: Tutup Lokasi Judi Terbesar di Medan, Kapolda Jangan Tutup Mata!

Medan, 10 Mei 2025 – Di tengah gencarnya instruksi Kapolri untuk memberantas segala bentuk perjudian di Indonesia, ironi justru tampak jelas di depan mata: sebuah arena judi terbesar dan termewah berdiri megah di Jl. Pasar 6 Veteran, Tanah Garapan, Medan.

Lokasi ini tak hanya sekadar tempat perjudian, tapi sudah menyerupai sebuah kerajaan judi yang berjalan tanpa hambatan—bahkan dilengkapi sistem keamanan layaknya markas militer.

Pada Rabu, 8 Mei 2025, tim kami turun langsung ke lapangan. Baru saja menempuh jarak 500 meter sebelum masuk ke lokasi, atmosfer mencekam langsung menyergap.

Penjagaan superketat oleh pria berbadan besar dan berambut cepak langsung menghadang. Ponsel disita, kamera dilakban, dan setiap langkah diawasi. Ini bukan sekadar lokasi judi biasa—ini sudah masuk ranah kekuasaan bayangan yang seolah kebal hukum.

Begitu tiba di lokasi, mata langsung disuguhi pemandangan yang membuat geleng kepala. Semua jenis judi ada di sini: mesin slot, dadu, remi, bola gelinding, bahkan fasilitas taruhan online terpadu. Seakan-akan, Medan telah memiliki “Las Vegas” versi ilegal yang tak tersentuh hukum.

Namun yang paling mengerikan adalah saat tim mencoba mengonfirmasi keberadaan lokasi ini kepada penjaga. Ancaman, intimidasi, hingga dorongan paksa menjadi balasan.

Salah satu penjaga berkata dengan nada sinis dan penuh ancaman: “Sekali lagi kalian masuk arena ini, lihat aja. Aku tandain muka kalian satu per satu.

Tau kan konsekuensinya?” Sambil memfoto dan memaksa awak media keluar. Ini jelas bentuk pembungkaman terhadap kerja jurnalistik dan pelanggaran kebebasan pers.

Lalu di mana Kapolda? Di mana aparat penegak hukum yang seharusnya melindungi rakyat dari penyakit masyarakat seperti ini?

Padahal, Polda Sumut dan Kodam I Bukit Barisan berulang kali menyatakan komitmennya untuk memberantas perjudian.

Namun faktanya, lokasi ini beroperasi terang-terangan, dengan fasilitas alat komunikasi canggih seperti HT untuk mengkoordinasi keamanan dan pengawasan.

Tiap malam, ratusan kendaraan roda empat parkir rapi di halaman luas lokasi. Hilir-mudik para pemain dari berbagai kalangan, termasuk warga keturunan, menunjukkan tingginya transaksi dan omzet harian. Ini bukan sekadar permainan—ini bisnis gelap yang menghisap ekonomi rakyat dan merusak moral masyarakat.

Warga sekitar sudah gerah. Mereka takut bersuara karena intimidasi nyata dari preman-preman bertopeng keamanan. Maka kami, sebagai jurnalis warga, menyuarakan harapan masyarakat: Kapolda Sumut harus turun tangan dan menutup lokasi perjudian ini sekarang juga!

Jangan biarkan instruksi Kapolri menjadi sekadar slogan kosong. Jangan biarkan Medan menjadi zona bebas hukum.

Jika hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas, maka rakyat akan kehilangan kepercayaan sepenuhnya.

Tutup arena judi Veteran Pasar 6 sekarang juga, sebelum keadilan benar-benar terkubur di atas meja taruhan! (Tim)