Asahan-Peredaran narkoba di Aek Loba, Kabupaten Asahan, sudah bukan lagi rahasia. Yang lebih mengerikan, aktivitas haram ini seakan sudah menjadi pemandangan harian
bukan hanya dikenal, tapi juga “diterima” oleh sistem yang seharusnya menumpasnya. Dan satu nama yang kini jadi buah bibir masyarakat: TT.
TT bukan sekadar pengedar. Ia disebut-sebut sebagai otak di balik jaringan narkoba yang merambah hingga Rahuning.
Ironisnya, saat para pemakai dan pengedar kelas teri kerap jadi sasaran penangkapan, sang gembong besar ini justru seperti kebal hukum. Kebetulan? Atau ada kekuatan gelap yang bermain di balik layar?
Pantauan langsung di lapangan pada Kamis (07/04/2025) mengungkap fakta yang bikin geleng kepala.
Di area perkebunan sawit, yang seharusnya jadi ladang penghidupan, justru berubah menjadi “pasar bebas” narkoba. Motor-motor berjajar rapi, pembeli silih berganti, dan transaksi dilakukan tanpa rasa takut.
Bahkan, aktivitas menimbang dan memakai narkoba dilakukan terbuka, seperti tak ada hukum yang berlaku.
Laporan demi laporan sudah disampaikan warga. Tapi hasilnya nihil. “Pernah digerebek, Bang. Tapi dua hari keluar semua. Yang herannya, TT enggak pernah ditangkap,” ungkap seorang warga. Keterangan ini seakan memperkuat sinyalemen adanya pembiaran—atau lebih jauh, perlindungan terhadap pelaku utama.
Kritik tajam pun dilayangkan kepada aparat penegak hukum, khususnya Polres Asahan. Di saat masyarakat menjerit, mereka justru diam seribu bahasa.
Upaya konfirmasi ke Kapolres AKBP Afdhal Junaidi, S.I.K., M.M., M.H., dan Kasat Narkoba juga berakhir tanpa jawaban. Sikap ini justru memperkuat kesan bahwa ada sesuatu yang tengah disembunyikan.
Lantas, sampai kapan ini dibiarkan? Jika aparat di Asahan lumpuh atau bahkan kompromi, maka sudah saatnya Kapolda Sumatera Utara turun tangan langsung.
Ini bukan lagi soal kasus narkoba biasa ini soal masa depan generasi, soal wibawa institusi kepolisian.
Masyarakat tak butuh retorika. Mereka menuntut tindakan nyata. Karena jika aparat kalah oleh TT, maka siapa yang bisa dipercaya?
Kini, bola panas ada di tangan Kapolres Asahan. Publik bertanya, dan pertanyaan itu tak bisa terus dibiarkan menggantung: Di mana Kapolres saat Aek Loba dikuasai narkoba? (Tim)