Mendidik Akhlak di Tengah Krisis Moral: Kiprah Persatuan Guru Ngaji Jabar Jadi Teladan

Logo resmi Persatuan Guru Ngaji Jawa Barat dalam bingkai emas dengan latar mushola desa

“Ketika dunia menawarkan segala bentuk hiburan tanpa batas, ada sekelompok guru ngaji yang diam-diam berjuang menjaga cahaya dalam hati anak-anak kita.”

Di tengah sorotan terhadap menurunnya etika sosial, terutama di kalangan generasi muda, sekelompok pendidik spiritual di Jawa Barat memilih jalan sunyi: membina akhlak lewat ngaji. Mereka bukan selebriti. Bukan pejabat. Tapi kiprahnya memberi dampak jauh lebih dalam dari sekadar viral—itulah Persatuan Guru Ngaji (PGN) Jawa Barat.

📌 Fakta Singkat:

  • Lokasi: Jawa Barat
  • Tanggal Kegiatan: Berlangsung sejak 2022 hingga sekarang
  • Tokoh Utama: Jajaran pengurus PGN Jabar dan ratusan guru ngaji binaan
  • Sumber: Dokumentasi internal PGN, wawancara lapangan

Bukan Sekadar Mengaji, Tapi Membangun Peradaban

PGN Jawa Barat hadir bukan hanya sebagai forum silaturahmi bagi para guru ngaji. Lebih dari itu, organisasi ini menjelma menjadi pusat pemberdayaan yang menguatkan posisi guru ngaji sebagai garda terdepan pendidikan moral di tengah gempuran zaman digital.

Mereka menggelar berbagai pelatihan berkala, mulai dari peningkatan metode pengajaran hingga literasi digital Islami. Hal ini sejalan dengan temuan kami sebelumnya tentang peran guru dalam memulihkan literasi pasca pandemi.


Program Unggulan PGN: Dari Pelatihan Hingga Advokasi

Salah satu program yang paling berdampak adalah “Sekolah Guru Ngaji Mandiri”, yang telah mencetak lebih dari 500 lulusan sejak diluncurkan awal 2023. Tak hanya dibekali kemampuan mengajar, peserta juga mendapatkan pembinaan finansial dan advokasi hak sosial.

Menurut Ketua PGN Jabar, tujuan utama gerakan ini adalah “membuat guru ngaji tidak hanya survive, tapi tumbuh menjadi pemimpin komunitasnya.”

Selain itu, PGN juga aktif dalam menggalang donasi kitab, beasiswa anak yatim penghafal Quran, dan kampanye “Satu Rumah Satu Guru Ngaji” yang mulai diadopsi di beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung dan Garut.


Pemerintah Harus Lebih Hadir: Suara dari Akar Rumput

Meski telah menorehkan banyak capaian, perjuangan guru ngaji masih menghadapi tembok besar: minimnya perhatian dari negara. PGN berani menyuarakan isu ini secara terbuka, terutama terkait insentif dan legalitas profesi guru ngaji di desa-desa terpencil.

“Kalau guru formal dapat tunjangan, kenapa guru ngaji tidak?” ujar seorang pengurus cabang PGN wilayah Ciamis.

Sikap vokal PGN ini patut diapresiasi. Mereka tak hanya mendidik, tapi juga memperjuangkan martabat ribuan pendidik nonformal yang selama ini berjalan dalam senyap.


Refleksi: Di Tengah Gemuruh Dunia, Mereka Masih Mengajarkan Huruf Hijaiyah

Ketika dunia sibuk menciptakan kecerdasan buatan, para guru ngaji ini masih sabar mengeja satu-satu huruf Hijaiyah dengan anak-anak desa. Mereka tahu: tak semua kemajuan berarti, jika jiwa manusia justru kehilangan arah.

PGN Jawa Barat mengingatkan kita bahwa ketahanan moral bukan dibentuk di seminar mewah, tapi dari mushola kecil di sudut kampung. Bahwa pendidikan sejati tidak melulu soal angka, tapi tentang nilai—yang hanya bisa ditanam dengan cinta dan kesabaran.

Penutup

Langkah PGN Jawa Barat seharusnya menjadi cermin bagi daerah lain. Bahwa membangun bangsa bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi juga investasi pada akhlak manusia. Karena tanpa moral, semua pencapaian hanyalah bangunan rapuh tanpa fondasi.

Redaksi

About Redaksi

Peri Nurjaman adalah penulis dan jurnalis investigasi di Jejak Kriminal, media digital yang berfokus pada isu hukum, kriminalitas, dan dinamika sosial. Ia memiliki perhatian khusus pada penegakan keadilan, transparansi hukum, dan suara masyarakat yang terpinggirkan. ----------------------- Moto Redaksi: “Jejak Kriminal — Media Investigasi Hukum dan Kriminal Berbasis Fakta dan Integritas.”

View all posts by Redaksi →