Batu Bara, – Sumatera Utara-Jejak-Kriminal.Com-Ketua LSM Kemilau Cahaya Bangsa Indonesia (KCBI) Kabupaten Batu Bara, Agus Sitohang, menilai kritik yang dilontarkan Ketua DPC PDI Perjuangan Batu Bara Zahir terhadap Pemerintah Kabupaten Batu Bara saat ini sebagai kritik ngawur, tanpa arah, dan tidak berdasar.
Menurut Agus, Zahir yang juga mantan Bupati Batu Bara seharusnya bercermin pada rekam jejak kinerjanya sendiri selama menjabat satu periode.
“Kritik boleh-boleh saja, tapi jangan ngawur. Jangan sampai kritik itu justru membuka kembali luka lama masyarakat yang pernah kecewa dengan kepemimpinannya,” tegas Agus Sitohang, Kamis (6/11/2025).
Agus menilai, selama masa kepemimpinan Zahir, banyak program dan proyek tidak menyentuh kepentingan rakyat kecil, khususnya para petani.
“Petani di beberapa desa di Kecamatan Air Putih dulu sempat menderita karena kebijakan yang tidak berpihak. Sekarang beliau bicara soal kinerja pemerintah? Itu ironi besar,” ujarnya tajam.
Ia menambahkan, masyarakat Batu Bara kini telah memiliki pemimpin baru yang lebih fokus bekerja untuk rakyat, yakni Bupati H. Baharuddin Siagian dan Wakil Bupati Stafrizal SE, MAP, dengan visi besar Batu Bara Bahagia.
Menurut Agus, kepemimpinan saat ini jauh berbeda. Bupati Baharuddin dikenal aktif turun langsung ke lapangan, mendengar keluhan masyarakat, dan menindaklanjuti secara cepat setiap permasalahan yang muncul.
“Bupati yang sekarang bukan tipe pemimpin pencitraan. Beliau kerja nyata, selalu hadir ketika rakyat butuh. Itu yang masyarakat lihat dan rasakan,” tegas Agus.
Agus juga mencontohkan kepedulian pemerintah saat ini terhadap petani yang mengalami kekeringan akibat krisis air.
Ia menyebut, sebelum anggaran resmi turun, Bupati Baharuddin sudah turun langsung membantu masyarakat membersihkan sendimen pasir yang menghambat aliran Sungai Sidalu-dalu.
Demikian pula ketika bencana banjir di Desa Nanas Siam, Kecamatan Medang Deras, yang selama bertahun-tahun tak teratasi di masa kepemimpinan sebelumnya, kini telah mendapat perhatian serius.
“Bupati bahkan sudah mengusulkan penanganan permanen masalah banjir itu ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar segera ditangani,” jelasnya.
Terkait tudingan Zahir tentang lambannya pembangunan dan penanganan sampah, Agus menyebut hal itu tidak sesuai fakta di lapangan.
“Coba turun sendiri dan lihat bagaimana perubahan nyata terjadi. Jalan-jalan mulai diperbaiki, drainase dibangun, dan pengelolaan sampah terus dibenahi,” ungkap Agus.
Agus menilai kritik Zahir lebih bernuansa politis ketimbang konstruktif.
“Berhentilah beretorika politik. Batu Bara butuh kerja nyata, bukan nostalgia kekuasaan. Jangan mengaburkan fakta dengan kritik kosong,” tutupnya tegas.
(RD/TIM)
