Tradisi ‘Abid-abidan’ Semarakkan Peringatan Isra mi’raj Nabi Muhammad Saw dan Hotmail Qur’an di Musholla Nurul Hidayah Desa Sukahurip

Jejak-kriminal.com

Ciamis-Peringatan isra mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Khotmil Qur’an di musholla Nurul Hidayah Dusun Sambungjaya RT 14/06 Desa Sukahurip Kecamatan Pamarican , Acara ini selalu dinanti oleh sebagian umat Muslim, terutama di Indonesia. Peringatan yang jatuh pada Bulan Rajab Awal pada kalender hijriyah ini seringkali dimeriahkan dengan berbagai tradisi yang sangat beragam, seperti halnya Abid-abidan, sesuai dengan kebiasaan yang dijalankan masyarakat sejak dulu.”Senin malam Selasa (06/01/2025).

Seperti halnya di wilayah Dusun Sambungjaya Desa Sukahurip, pada peringatan isra mi’raj Nabi Muhammad SAW yang digelar oleh masyarakat di tiap-tiap mushola ataupun masjid sangat beragam, baik dengan membacakan Al Barzanji, Tabligh, Tahlil, Khataman Al Qur’an. Bahkan mengkombinasikan berbagai kegiatan dalam satu acara hingga menyedot perhatian banyak orang.

Sementara itu, di Dusun Sambungjaya Desa Sukahurip Kecamatan Pamarican, pada setiap peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW maupun Maulid Nabi memiliki keunikan sendiri, yakni adanya pawai ta’aruf pada malam hari untuk mengawal para peserta Khotmil Qur’an yang menggunakan kuda, diiringi alunan musik Religi serta pawai obor dan abid-abidan.

Perlu diketahui bahwa tradisi abid-abidan sangat melekat bagi masyarakat di Desa Sukahurip Kecamatan Pamarican maupun Ciamis sejak dulu.Tradisi ini biasa digelar saat ada hajatan sunatan, Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, Malam Takbir, maupun kegiatan hari-hari besar lainnya. Abid-abidan sendiri merupakan permainan tongkat berapi yang ujungnya diberi potongan karung goni, dan sudah direndam dalam minyak tanah selama beberapa jam.

Supirman Koordinator Abid-abidan Meskipun harga minyak tanah dari waktu ke waktu sangat mahal, namun tradisi yang sudah turun temurun itu tetap saja berjalan. Kita tahu sendiri di Desa Sukahurip Kecamatan Pamarican sampai saat ini masih lestari. Mungkin beda lagi dengan daerah lain yang kini sudah semakin jarang menggelar pawai yang disertai abid-abidan. Bisa juga karena minyak tanah mahal dan pemainnya juga semakin sedikit,” Ujarnya,

Menurut Supirman selaku koordinator Abid-abidan saat ini permainan abid-abidan didominasi oleh kalangan tua, muda dan para remaja, dan Selain itu, mahalnya minyak tanah juga menjadi alasan semakin punahnya tradisi abid-abidan .

“Sekali jalan untuk 7 pemain abid, bisa habis sekitar 50 liter minyak tanah, itu pun kalau ada atraksi. Tapi kalau tidak ada atraksi, bisa kurang dari 50 liter, yang mana saat ini harga 1 liter minyak tanah bisa sampai Rp18 ribu. Jadi sangat logis bila abid-abidan sekarang semakin menurun,” ucap Supirman.

“Dan tradisi abid-abidan memang menjadi daya tarik sendiri bagi warga. Pasalnya, selain atraksi memutarkan tongkat berapi itu menarik, juga sangat menghibur bagi warga dari berbagai kalangan, baik anak-anak, dewasa maupun kalangan orang tua.

“Mudah-mudahan saja tradisi abid-abidan di Desa Sukahurip Kecamatan Pamarican tetap lestari, meskipun kondisinya semakin sulit,” Pungkasnya

Acara di lanjutkan dengan ngadoman atau sholawat nabi
Alhamdulilah warga sangat antusias.Ujarnya.

Redaksi